Berkenalan Dengan Digital Camera

Belakangan ini saya memiliki hobi baru yaitu Fotografi, terus terang saja saya tidak ada basic sama sekali tentang masalah perfotografian secara teori yang benar, kalau yang namanya jeprat-jepret mungkin sudah biasa, mulai dari kamera anolog yang masih menggunakan klise hingga muncul kamera digital seperti sekarang ini.

Saya menemukan artikel bahasa inggris berikut ini penjelasan tentang DLSR kebetulan saya juga baru saja memilikinya, walaupun bukan yang high end tapi cukup untuk sekedara belajar, syukur-syukur bisa dijadikan hobi yang menghasilkan.

DSLR, Digital Single Lens Reflex, is a camera that uses a mechanical system and pentaprism reflection of light (five-sided prism that reflects light) to mengdireksikan incoming light from the main lens to the viewfinder। optical viewfinder is a hole that gives the camera to your eye sight. Some compact cameras also memilikki viewfinder as an alternative to the display on the lcd, but the compact camera viewfinder is not a reflection of light through the lens. With SLR systems, such as the reflection of light, what we see in the viewfinder is what dilihati by the lens.



Praktek jauh lebih penting dari pada hanya sekedar teori

Sudah banyak situs yang saya buka tentang fotografi bahkan ada beberapa yang mengharuskan untuk register sebagai anggota hanya sekedar untuk belajar fotografi itupun sudah saya jabani.

Tetapi satu kata yang saya dapatkan dari perjalan itu yaitu "Praktek jauh lebih penting dari pada hanya sekedar teori", teori tampa praktek sama saja seperti sayur tanpa garam, tidak ada rasanya alias hambar.

Dengan berbekal teori-teori yang sudah saya pelajari akhirnya langsung praktek dan hasilnya alhamdulillah,... masih jauh dari harapan... hahahaha.

Tetapi yang namanya belajar memang tidak bisa cepat, selain bakat harus tetap dibarengi dengan jam terbang. lagi-lagi berdasarkan pengalaman bahwa belajar tanpa guru itu sama saja kita berada di tengah belukar yang tidak tau arah entah kemana.

Sejak itulah saya coba mencari guru spiritual fotografi, dengan berbekalkan camera digital yang tidak akan saya sebutkan merk dan typenya, yang pasti udah bisa dikatakan DLSR yang cukup untuk ngejob.

Mulai dari situlah saya mulai tahu bahwa sebelum kita melakukan jemprat jempret, kita harus menguasai terlebih dahulu fungsi-fugnsi yang ada di senjata yang akan kita gunakan, yang mana shutter, yang mana flash dan hal-hal lainya. setelah dianggap menguasai pengguanan alat barulah kita masuk ketahap yang berhubungan dengan perfotografian.

Tapi di sini saya tidak akan mengajarkan cara-caranya karena sudah banyak berseliweran di internet pelajaran tentang perfotografian, lagi pula saya juga bukan guru fotografi.

Disi ini saya hanya berbagi pengalaman saja bahwa untuk menjadi seorang fotografer itu tidak semudah membalik telapak tangan.

Penutup

Sekian dulu curhatan saya tentang hobi baru yang saya sudah geluti, yang alhamdulillah sekarang sudah bisa dipake ngejob, saya ingin katakan bahwa kalau ada kemauan pasti ada jalan. maka dari itu tetap semangat untuk meraik mimpi dan menjalankan hobi, terlebih lagi hobi yang bisa menghasilkan.

Oh ya, saya pernah ikut loba fotografi yang waktu itu ujirnya Bp. Joni Hendrta dan Om pinky Miror. pelaksanaanya sih di Lampung, tepatnya di lembah hijau, tapi pesertanya dari seluruh Indoensia, Alhamdulihah untuk kategori foto black and white saya masuk 10 besar terbaik.... horeee...

Sekian dan Terima Job
LihatTutupKomentar