Let's learn the basic techniques of photography

Dari hanya sekedar hobi, sekarang sudah dijadikan pekerjaan dalam mencari nafkah untuk keluarga, kita harus terus belajar dan mengasah skill fotograpi agar hasil yang didapatkan semakin mumpuni.

Saya menemukan artikel yang bagus selkali dalam bahasa inggris, tapi mudah dipahami karena memang pelajaran yang diberikan sangat dasar, sesuai dengan judulnya Let's learn the basic techniques of photography

Let's learn the basic techniques of photography


If yesterday we are familiar with DSLR cameras and how it works, this time we will learn some basic knowledge of photography using digital SLR cameras. Menfoto with DSLR camera is not much different from the menfoto with camera compact / point and shoot camera. Like a car that has automatic transmission, compact camera / point and shoot memilikki light settings that have been set to automatic. While memilikki DSLR camera light and other settings can be set manually or automatically.

If you already have an auto, why should you bother with the settings manually?
If you expect that you snap the picture was clear, good color, high pixel, yes, the auto is enough anyway, why pusing2 ... But if you want to give a different touch, make our photos look different from the others, making the photo into something can not be seen by human eyes, then you must do the settings manually,

Never complain to the photo that you took the blur (not clear)? The color is not satisfactory? Lightingnya look strange? There are some situations, setting automation function could not give the best results, if you set yourself pengcahayaan mastering technique, well, problem solved ..

Three Main Gateway

If we learn mathematics, we will start with a 4 basis ie,, -, x, /, in photography, we start with 3 basic set of light entering the sensor, or better known as the three gateways of light, three methodologies, etc.. Thirdly it is the Shutter Speed, Aperture, and ISO speed (sensitivity to light sensor)

Shutter Speed is the speed sensor closing curtain. The more slowly the curtains move, the more light coming into the sensor,. A high shutter speed can capture fast-moving objects clearly, such a moving car, while a slow shutter speed, can record images with a slow, while the moving objects can look her motion. For an understanding of light entering through the shutter speed, we can use the analogy of a window and door windows. When we press the shutter button, this window will open doors, and close again. As the door slowly opened the window, light entering through into the room more than a door that opened with high speed.



Aperture is a hole of light entering the sensor. Aperture size is determined by a device called the diaphragm. Light coming in from the lens, moving through the aperture before entering the sensor. The function is actually the size of the aperture size is to adjust the depth of sharpness of the image. Small Aperture has more sharpness in while a large aperture has a depth that is not in, so that objects that are outside of kedalamanan will look blurry. Like a toy laser, the smaller the hole the laser light, the more distant laser can reflect light, and the increasingly wide skylight, the more the laser can not reflect much light. We can use again the analogy of a window and door above window for understanding light through the aperture setting. If the speed of door opening and closing the window again it is the shutter speed, then the window itself is the aperture because the light entering the sensor through the window. The more wide the window then automatically light entering more and vice versa.

One thing that will always confuse the novice is not determined a large aperture of f number, but vice versa. example is the aperture of f 2.8, while F22 is a small aperture ..

Large aperture (f/5.6)
Small aperture (f32)

The combination of shutter speed and aperture is the key to determining an image that exists at the proper exposure. When in place, such as outdoor light, we can use a high shutter speed with a high aperture to reduce excessive light into the sensor so that the results of the photo is not too bright. Meanwhile, when in place is not too bright, such as indoor, we can use a large aperture and shutter speed is slow. However, the slow shutter speed is very sensitive to camera movement. The camera moves when the shutter speed slow walk will cause a blurry picture. In these circumstances, the use of Tripod (where the camera equipment standing) or ISO speed can be a solution.

ISO Speed is the sensor sensitivity to light. The use of high ISO can help menrespon sensor light more quickly, but the higher the ISO, will cause noise. Noise makes the picture look not clear.

Three main gateways

With the combination of the three entrances of light, we can adjust the light setting according to the situation and our needs where the Auto function sometimes does not get it right. If we see the object through the viewfinder which is a reflection of the mirror, how do we find a setting that over-exposure or lack of light. Usually in the viewfinder is metered light for us to set the proper exposure. So also when doing a live view of the LCD directly, there is a small meter located the bottom of the lcd or the top.

There are many settings and techniques, we will discuss this topic further disambungan.

Images taken from Wikipedia, www.imaging-resource.com, Enjoy! Discover the real joy of photography,



Kalau di terjemahkan dalam bahasa Indonesia lebih kurang seperti berikut, tetapi saya akan tambahkan beberapa komentar untuk memudahkan kita semua yang sedang belajar basik fotografi.


Mari kita pelajari teknik dasar fotografi

Jika kemarin kita sudah mengenal kamera DSLR dan cara kerjanya, kali ini kita akan mempelajari beberapa pengetahuan dasar fotografi menggunakan kamera digital SLR. Menfoto dengan kamera DSLR tidak jauh berbeda dengan menfoto dengan kamera saku. Ibarat mobil yang memiliki transmisi otomatis, kamera saku/point and shoot memilikki pengaturan cahaya yang sudah disetting menjadi otomatis. Sedangkan memilikki kamera DSLR pengaturan cahaya dan pengaturan lainnya dapat diatur secara manual maupun otomatis.

Sebuah analogi yang menurut saya masuk akal, Kamera digital layaknya mobil matic, sehingga kamu tidak susah-sudah lagi untuk menginjak kopling untuk berpindah gigi atau transmisi satu ke dua dan seterusnya. Walaupun demikian mobil otomatis juga bisa diperlakukan layaknya mobil manual, misalnya kiti butuh akselerasi untuk mendahului pengendara lain, demikian halnya camera digital tidak harus serba otomatis, karena semuanya tergantu selera.

 

Jika Anda sudah memiliki yang otomatis, mengapa harus repot-repot mengatur secara manual?

Kalau Anda mengharapkan hasil jepretan Anda itu jernih, warna bagus, pixel tinggi, ya auto sudah cukup kok, ngapain pusing2... Tapi jika anda ingin memberikan sentuhan yang berbeda, membuat foto kita terlihat lain dari yang lain, membuat foto tersebut menjadi sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia, maka anda harus melakukan pengaturan secara manual,

Pernahkah Anda mengeluh dengan hasil foto yang Anda ambil blur (tidak jelas)? Warnanya kurang memuaskan? Pencahayaannya terlihat aneh? Ada beberapa situasi, pengaturan fungsi otomatisasi tidak bisa memberikan hasil yang terbaik, jika anda mengatur sendiri pengcahayaan dengan menguasai teknik, nah, problem solved..

Tepat sekali, banyak kawan-kawan saya fotografi yang ngomong serupa, kalau ada aotomatis ngapain repot-repot ngatur manual. Menurut saya ada benarnya terlebih lagi kamu sedang melakukan pekerjaan fotografi alias ngejob, karena setelah hasil fotokamu masuk memori kamu masih bisa olah dengan aplikasi pengolah foto lewat komputer kamu. 


Tiga Gerbang Utama

Jika kita belajar matematika, kita akan mulai dengan 4 dasar yaitu,,, -, x, /, dalam fotografi, kita mulai dengan 3 dasar pengaturan cahaya yang masuk ke dalam sensor, atau yang lebih dikenal dengan tiga gerbang cahaya, tiga metodologi, dst.. Ketiga hal tersebut adalah Kecepatan Rana, Bukaan, dan kecepatan ISO (kepekaan terhadap sensor cahaya)

Shutter Speed adalah kecepatan sensor menutup tirai. Semakin lambat tirai bergerak, semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam sensor. Kecepatan rana yang tinggi dapat menangkap objek yang bergerak cepat dengan jelas, seperti mobil yang sedang melaju, sedangkan kecepatan rana yang lambat, dapat merekam gambar dengan lambat, sementara objek yang bergerak dapat terlihat gerakannya. Untuk memahami cahaya yang masuk melalui kecepatan rana, kita bisa menggunakan analogi jendela dan pintu jendela. Ketika kita menekan tombol rana, jendela ini akan membuka pintu, dan menutup kembali. Saat pintu perlahan-lahan membuka jendela, cahaya yang masuk ke dalam ruangan lebih banyak daripada pintu yang dibuka dengan kecepatan tinggi.

Aperture adalah lubang cahaya yang masuk ke dalam sensor. Ukuran aperture ditentukan oleh alat yang disebut diafragma. Cahaya yang masuk dari lensa, bergerak melalui aperture sebelum memasuki sensor. Fungsi sebenarnya dari ukuran bukaan diafragma adalah untuk mengatur kedalaman ketajaman gambar. Aperture yang kecil memiliki ketajaman yang lebih masuk sedangkan aperture yang besar memiliki kedalaman yang tidak masuk, sehingga objek yang berada di luar kedalamanan akan terlihat blur. Seperti laser mainan, semakin kecil lubang cahaya laser maka semakin jauh laser dapat memantulkan cahaya, dan semakin lebar lubang cahaya maka laser tidak dapat memantulkan banyak cahaya. Kita bisa menggunakan lagi analogi jendela dan pintu di atas jendela untuk memahami cahaya melalui pengaturan aperture. Jika kecepatan membuka dan menutupnya pintu jendela itu adalah kecepatan rana, maka jendela itu sendiri adalah bukaan karena cahaya yang masuk ke sensor melalui jendela. Semakin lebar jendela maka secara otomatis cahaya yang masuk lebih banyak dan sebaliknya.

Satu hal yang akan selalu membingungkan bagi pemula adalah tidak menentukan bukaan besar dari angka f, tetapi sebaliknya. contohnya adalah bukaan f 2.8, sedangkan F22 adalah bukaan kecil.

Aperture besar (f/5.6)

Aperture kecil (f32)

Kombinasi kecepatan rana dan aperture adalah kunci untuk menentukan gambar yang ada pada pencahayaan yang tepat. Saat berada di tempat, seperti cahaya luar ruangan, kita bisa menggunakan kecepatan rana tinggi dengan bukaan diafragma tinggi untuk mengurangi cahaya yang berlebihan masuk ke dalam sensor sehingga hasil foto tidak terlalu terang. Sedangkan bila di tempat yang tidak terlalu terang, seperti di dalam ruangan, kita bisa menggunakan bukaan diafragma yang besar dan kecepatan rana yang lambat. Namun, kecepatan rana lambat sangat sensitif terhadap pergerakan kamera. Kamera yang bergerak ketika kecepatan rana berjalan lambat akan menyebabkan gambar menjadi buram. Dalam keadaan seperti ini, penggunaan Tripod (tempat peralatan kamera berdiri) atau ISO speed bisa menjadi solusi.

ISO Speed adalah kepekaan sensor terhadap cahaya. Penggunaan ISO yang tinggi dapat membantu menrespon cahaya sensor lebih cepat, namun semakin tinggi ISO, akan menimbulkan noise. Noise membuat gambar terlihat tidak jernih.

Tiga pintu masuk utama

Dengan kombinasi tiga pintu masuk cahaya, kita dapat mengatur pengaturan cahaya sesuai dengan situasi dan kebutuhan kita dimana fungsi Auto terkadang tidak tepat. Jika kita melihat objek melalui jendela bidik yang merupakan pantulan dari cermin, bagaimana kita menemukan pengaturan yang kelebihan cahaya atau kekurangan cahaya. Biasanya dalam viewfinder terdapat meteran cahaya untuk kita mengatur pencahayaan yang tepat. Begitu juga saat melakukan live view dari LCD langsung, ada meteran kecil yang terletak di bagian bawah lcd atau bagian atas.

Ada banyak pengaturan dan tekniknya, kita akan membahas topik ini lebih lanjut disambungan.

Gambar diambil dari Wikipedia, www.imaging-resource.com, Selamat menikmati! Temukan kegembiraan fotografi yang sesungguhnya, 


Kesimpulan & Penutup

Rasanya tidak ada yang perlu saya komentari dari paragrah terakhir, sama persis seperti yang pernah saya pelajari saat saya berguru dengan guru yang tepat. hanya pesan yang selalu saya ingat dari guru fotografi saya teruslah tambah jam terbang, foto yang bagus itu adalah rasa. 

Foto bagus menurut kita belum tentu bagus menurut orang lain, karena semua itu adalah rasa.

Sekian dan Terima Job

LihatTutupKomentar